Selasa, 27 November 2007

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Oleh : Misbahul Munir

I. PENDAHULUAN.
Banyak ahli pendidikan di berbagai mancanegara menyadari pendidikan, terutama sekolah (formal), kurang mampu memenuhi tuntutan kehidupan. Karena itu, dalam pertemuan internasional yang diprakarsai Badan PBB Urusan Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO), mereka sepakat soal perlunya pendidikan seumur hidup.
Munculnya istilah ini, dalam dunia pendidikan, banyak menimbulkan dorongan atau pemikiran kritis terhadap pengertian pendidikan yang telah ada. Misalnya, tujuan pendidikan adalah pencapaian ke­dewasaan, sekolahan terutama berjenjang akademik bukanlah satu-satunya sistem pendidikan, dan pendidikan hendaknya lebih menonjolkan sifatnya sebagai self initiative dan self education.
Dalam Islam, landasan pendidikan seumur hidup terdapat dalam ayat-ayat Alquran dan hadis Rasul, antara lain :
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beraka,". (QS. Ali Imran: 190). Hadis Rasul, "Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat".
Islam memandang pentingnya pendidikan seumur hidup akibat pertumbuhan, dan per­kembangan sosial, ekonomi, dan budaya. Ini berarti, penyelesaian studi berdasarkan jenjang pendidikan bukanlah sebagai batas selesainya pendidikan. Jalur pendidikan formal memiliki banyak kelemahan jika dibandingkan dengan pendidikan nonformal. Kelemahan pendidikan formal, antara lain, terlalu menekankan pada aspek kognitif pada anak-anak didik. Anak didik seolah-olah hidup terisolasikan selama mengalami dan menjalani pendidikan. Namun, jangan dimaknai pendidikan di sekolah formal tidak perlu. Dalam kenyataaannya pun jalur pendidikan ini tetap ada, malah semakin banyak bagai jamur di musim hujan. Hal ini disebabkan jalur pendidikan yang terlembagakan (formal), adanya keteraturan tentang perencanaaan dan pelaksanaaan pendidikan, juga memberikan rasa optimis bagi para peminatnya dengan jangka waktu yang relatif pendek. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, dan agar pendidikan seumur hidup dapat benar-benar berada dalam sistem, diperlukan aspek lain, yakni aspek horizontal. Aspek ini bermakna efisiensi pendidikan. Seperti sistem persekolahan, ia akan tercapai bila memperhatikan lingkungan, misalnya keluarga, tempat bermain, tempat kerja, atau lingkungan masyarakat secara luas. Di negara-negara berkembang, kompleksitas pendidikan bisa kait-mengait antara sistem, kurikulum, dukungan ekonomi, dan lain-lain sehingga sering mengaburkan prinsip, tujuan atau bahkan sistem pendidikan itu sendiri. Sehingga sistem dan tujuan pendidikan sering disalahartikan dan disalahgunakan. Adanya pendidikan seumur hidup, merupakan sebuah angin segar apabila kita mengamati pada beberapa asas yang melekat (inheren) pada gagasan pendidikan seumur hidup itu sendiri. Seperti sistem pendidikan semakin demokratis, pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup, dan pengintegrasian sekolah dengan kehidupan di lingkungan masyarakat. Hanya, bisa saja angin segar pendidikan seumur hidup menjadi angin surga alias utopia baru dalam bidang pendidikan, apabila hanya sebatas konsep tanpa implementasi. Konsepsi pendidikan seumur hidup di Indonesia telah beberapa kali tercantum dalam GBHN, tapi implementasinya sering berubah-ubah. Konsep di dalam GBHN masih amat luas pengertiannya, sehingga sering terjadi "keluwesan" menafsirkan yang berbeda. Misalnya dalam mengambil sikap antara beberapa pengertian pendidikan satu jalur (single track) dan pendidikan multijalur (multitrack). Demikian pula dengan pendidikan yang bersifat akademik ilmiah dan operasional-teknik, maupun antara pendidikan formal dan nonformal. Menurut pandangan penulis, asas pendidikan seumur hidup yang mengandung kemungkinan diversifikasi sistem pendidikan, tampaknya konsepsi satu jalur kurang begitu tepat dan efektif. Pendidikan satu jalur baru lebih efektif bila wajib belajar lebih tinggi dari yang ada sekarang. Kesadaran akan pentingnya pendidikan seumur hidup menjadi mendalam dengan adanya sejumlah firman Allah SWT dan hadis Nabi Muhammad yang mendasarinya. Persoalannya, tinggal bagaimana menjabarkan dan mengimplementasikannya. II. PEMBAHASAN A. Arti Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Penjelasan Definisi
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku instinktif.
Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - akibat adanya perubahan perilaku tersebut.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
B. Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.


Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
C. Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Banyak orang yang lain, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
D. Kualitas pendidikan
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan -- khususnya di Indonesia -- yaitu:
Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.
Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya.
E. Tinjauan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam
Pendidikan Islam boleh diertikan sebagai proses mendidik dan melatih akal, jasmaniah, dan ruhaniah manusia. Ia berasaskan nilai-nilai Islamiah yang bersumber al-Qur’an dan sunnah Rasulullah s.a.w adalah melahirkan insan yang bertakwa dan mengabdikan diri kepada Allah semata-mata. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan akal atau intelektual amat penting dalam mendidik akal. Ini kerana akal merupakan unsur paling berharga kepada manusia yang bertindak (berfikir) secara rasional tetapi kemampuannya agak terbatas. Fungsi tersebut telah dijelaskan dalam perkataan “iqra’” yang mana keadaan akal sentiasa menerima bimbingan Allah. Oleh itu, pendidikan Islam menekankan pentingnya melatih akal manusia dengan nilai-nilai ketuhanan (ilmu tauhid), sifat ketaatan (ta’abbud) dan penyucian rohani (tazkiyyah). Dengan demikian, pendidikan akal atau mental tidak tersisih daripada nilai-nilai kerohanian.
Pendidikan jasmani pula meliputi aspek fisik dan mental. Kedua-duanya turut diberi perhatian dalam pendidikan Islam. Ia merangkumi kebersihan, kesihatan, kecergasan, kekuatan, keberanian dan disiplin. Ia bertujuan melahirkan insan yang sehat dan kuat untuk menjalankan kewajiban kepada Allah. Selain itu, pendidikan jasmani juga dilihat dari sudut kerohanian dan kejiwaan yang menitikberatkan pembersihan jiwa (tazkiyyah nafs) serta keluruhan budi pekerti melalui akhlak. Pendidikan yang berbentuk rohani atau spiritual juga penting dalam Islam iaitu dalam konteks hubungan manusia dengan Allah. Keyakinan kepada Allah menjadi asas dalam mencapai kejayaan kerana kekuatan rohani yang dimiliki oleh individu itu membawa kepada kekukuhan pendidikan fisik, intelektual dan akhlak. Dengan itu, pendidikan Islam tidak akan terwujud tanpa disertai pendidikan rohani. Maka bertitik tolak dari pengertian ini, Islam menekankan beberapa aspek tertentu yang perlu diutamakan dalam pendidikan Islam. Pendidikan Islam itu berlaku secara terus menerus, baik formal maupun pendidikan non formal. Ini berarti pendidikan yang berasaskan nilai-nilai Islamiah tidak hanya pengajaran akademik tetapi juga bimbingan asuhan yang dilakukan oleh pendidik sangat diperlukan. Selain itu, pendidikan Islam juga merupakan satu proses menerapkan nilai-nilai Islam dan merealisasikan hasilnya dalam bidang pembinaan insan, pembentukan dan pemasyarakatannya mengikut dasar-dasar yang digariskan oleh Allah serta membentuk sikap dan tingkah laku seseorang. Ia juga boleh dianggap sebagai suatu konsep yang mengandung langkah-langkah dan kaedah-kaedah ilmiah yang dibawa oleh Islam dalam pembentukan pribadi yang sesuai dengan akidah Islam.
F. Konsep Kendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, terdapat beberapa konsep yang diguna pakai yaitu konsep Tarbiyyah, Ta’lim, Ta’dib, Tadris, Irsyad dan Inzhar. Kesemua konsep ini telah diterapkan oleh Rasulullah s.a.w. kepada para sahabat dan masyarakat dalam membina insan yang berakhlak tinggi. Konsep tarbiyah merupakan salah satu konsep pendidikan Islam yang penting.
Kata “tarbiyyah” berasal dari bahasa Arab yang dipetik dari kata kerja sebagai berikut :
a. Rabba, yarbu yang bererti tumbuh, bertambah, berkembang.
b. Rabbi, yarba yang bererti tumbuh menjadi lebih besar, menjadi lebih dewasa
c. Rabba, yarubbu yang bererti membaiki, mengatur, mengurus, mendidik.
Melalui pengertian tersebut, konsep tarbiyyah merupakan proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang lebih sempurna. Ia bukan saja dilihat dari proses mendidik, tetapi juga dari proses mengurus dan mengatur supaya perjalan kehidupan berjalan dengan lancar. Ia termasuk tarbiyyah dalam bentuk fisik, spiritual, material dan intelektual. Para sarjana pendidikan Islam telah bersepakat mengatakan bahawa perkataan (Rabbu) dalam ayat Rabbil Alamin berarti bahwa Allah itu bukan saja mempunyai sifat sebagai Tuhan, tetapi juga sebagai Pendidik. Dengan kata lain bahwa Allah mendidik manusia supaya mengikut jalan yang lurus dan yang diridhai-Nya dengan melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Ia bertujuan supaya manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk melaksanakan tugas dan perintah tersebut, Allah telah mengutuskan para rasul dan nabi untuk menyampaikan pendidikan itu kepada manusia di atas muka bumi ini. Selain Allah sebagai Pendidik, manusia juga boleh menjadi pendidik berdasarkan firman Allah yang maksudnya : “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka mendidikku sewaktu kecil.” Berdasarkan ayat tersebut, jelaslah kepada kita bahawa konsep tarbiyyah atau pendidikan itu bisa digunakan dalam konteks pendidikan manusia. Yang boleh dipakai sejak lahir sampai pada akhir kehidupan mereka di dunia yang berhubungan dengan pendidikan fisik, spiritual dan intelektual. Konsep tarbiyyah juga bisa digunakan dalam bahasa Inggeris. Konsep tersebut menggunakan istilah education yang berarti pendidikan, pengasuhan, pengajaran dan latihan. Istilah ini diambil dari perkataan educate yang berarti didik, ajar, asuh dan latih. Secara umum, pengertian tarbiyyah adalah sebagai satu proses yang terus menerus dalam membentuk individu baik fisik, mental maupun spiritual untuk mencapai kesempurnaan hidup. Proses ini akan mendidik mereka untuk menghayati nilai-nilai yang sesuai untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat. Perkataan ta’lim juga dipetik dari kata dasar ‘iallama, yu‘allimu, ta‘lim yang berarti mengecap atau belajar untuk mengetahui berbagai masalah.
Ta’dib berasal dari kata ’adab artinya tata krama, Dalam pendidikan Islam bukan hanya mengajarjkan nilai nilai pendidikan akal saja tetapi juga diajarkan tentang akhlakul karimah baik hubungannya dengan Allah SWT maupun hubungannya dengan sesama makhluk (manusia)
Tadris berasal dari kata dirasah artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada nilai-nilai ajaran sosial keagamaan yang berguna dalam masalah muamalat dalam kehidupan sehari-hari.
Irsyad berasal dari kata rasyada artinya petunjuk, dalam pendidikan Islam selalu mengajarkan sebuah jalan keluar dari berbagai permasalahan baik yang berhubungan dengan kepentingan dunia maupun kepentingan akhirat.
Inzhar berasal dari kata nazhara artinya melihat, maksudnya adalah pendidikan Islam selalu memandang kehidupan jauh kedepan yang tiada batas, hidup bukan hanya di dunia semata, tetapi lebih jauh bahwa ada kehidupan setelah kematian ini, yaitu kehidupan ukhrawi yang kekal abadi. Semua orang yang beriman pasti menginginkan kehidupan ukhrawi yang bahagia, maka pendidikan Islam telah memberikan porsi yang luar biasa agar pemeluknya bisa meraih kehidupan ukhrawi yang hakiki itu
Jadi kalau melihat makna tersebut jelaslah bahwa konsep pendidikan Islam selalu sejalan dengan kehidupan manusia itu sendiri. Sehingga tidak bisa dielakkan lagi bahwa pendidikan itu harus berlangsung seumur hidup.
III. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari uraian diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi seluruh umat manusia yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Mengingat pentingnya pendidikan itu maka diharapkan semua pihak bisa berperan aktif dalam memberikan kontribusinya di bidang pendidikan.
Secara garis besar pendidikan itu dapat dibagi menjadi pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan non formal, hanya saja kebanyakan manusia menganggap pendidikan itu tanggung jawab pendidikan formal, maka hal ini harus diluruskan. Karena menurut konsepsi Islam pendidikan itu bisa berlangsung kapan saja dan dimana saja bahkan bersangsung se umur hidup.
Jadi tidak diragukan lagi penulis menghimbau agar di semua lapisan masyarakat bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media belajar, baik yang berhubungan dengan alam semesta, dari pengalaman-pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
B. Saran
1. Sebagai orang yang beriman, marilah kita bersama-sama mengemban amanah Allah dengan sebaik-baiknya dalam menjalankan kapasitas khalifah fil ardhi.
2. Tanggung Jawab pendidikan adalah tanggung jawab bersama, marilah kita tebarkan ilmu Allah walau hanya satu ayat.
3. Kepada semua pihak, sadarilah bahwa pendidikan itu tidak pernah ada titik akhirnya, maka jangan berhenti untuk belajar dan belajar.
4. Ingat ”Menuntut ilmu itu hukumnya wajib” sejak dari buaian itu sampai ke liang lahat.
Demikian semoga ada manfaatnya.





Daftar Pustaka :

1. Judul : Pendidikan Seumur Hidup
Alamat : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/16/99forumguru.htm
Penulis : Dra. Hj. SITI SA’ADAH
2. Judul : Buku Sejarah Pendidikan Pada zaman rasulullah
Alamat : http://www.karyanet.com.my/knet/ebook/preview/previu
Penulis : Anisah Bahyah Haji Ahmad c
3. Judul : Ensiklopedi bebas
Alamat : http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
Penulis : Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
4. Judul : Al Quran Terjemah
Alamat : -
Penulis : Departemen Agama RI

Tidak ada komentar: