Selasa, 27 November 2007

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Oleh : Misbahul Munir

I. PENDAHULUAN.
Banyak ahli pendidikan di berbagai mancanegara menyadari pendidikan, terutama sekolah (formal), kurang mampu memenuhi tuntutan kehidupan. Karena itu, dalam pertemuan internasional yang diprakarsai Badan PBB Urusan Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO), mereka sepakat soal perlunya pendidikan seumur hidup.
Munculnya istilah ini, dalam dunia pendidikan, banyak menimbulkan dorongan atau pemikiran kritis terhadap pengertian pendidikan yang telah ada. Misalnya, tujuan pendidikan adalah pencapaian ke­dewasaan, sekolahan terutama berjenjang akademik bukanlah satu-satunya sistem pendidikan, dan pendidikan hendaknya lebih menonjolkan sifatnya sebagai self initiative dan self education.
Dalam Islam, landasan pendidikan seumur hidup terdapat dalam ayat-ayat Alquran dan hadis Rasul, antara lain :
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beraka,". (QS. Ali Imran: 190). Hadis Rasul, "Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat".
Islam memandang pentingnya pendidikan seumur hidup akibat pertumbuhan, dan per­kembangan sosial, ekonomi, dan budaya. Ini berarti, penyelesaian studi berdasarkan jenjang pendidikan bukanlah sebagai batas selesainya pendidikan. Jalur pendidikan formal memiliki banyak kelemahan jika dibandingkan dengan pendidikan nonformal. Kelemahan pendidikan formal, antara lain, terlalu menekankan pada aspek kognitif pada anak-anak didik. Anak didik seolah-olah hidup terisolasikan selama mengalami dan menjalani pendidikan. Namun, jangan dimaknai pendidikan di sekolah formal tidak perlu. Dalam kenyataaannya pun jalur pendidikan ini tetap ada, malah semakin banyak bagai jamur di musim hujan. Hal ini disebabkan jalur pendidikan yang terlembagakan (formal), adanya keteraturan tentang perencanaaan dan pelaksanaaan pendidikan, juga memberikan rasa optimis bagi para peminatnya dengan jangka waktu yang relatif pendek. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, dan agar pendidikan seumur hidup dapat benar-benar berada dalam sistem, diperlukan aspek lain, yakni aspek horizontal. Aspek ini bermakna efisiensi pendidikan. Seperti sistem persekolahan, ia akan tercapai bila memperhatikan lingkungan, misalnya keluarga, tempat bermain, tempat kerja, atau lingkungan masyarakat secara luas. Di negara-negara berkembang, kompleksitas pendidikan bisa kait-mengait antara sistem, kurikulum, dukungan ekonomi, dan lain-lain sehingga sering mengaburkan prinsip, tujuan atau bahkan sistem pendidikan itu sendiri. Sehingga sistem dan tujuan pendidikan sering disalahartikan dan disalahgunakan. Adanya pendidikan seumur hidup, merupakan sebuah angin segar apabila kita mengamati pada beberapa asas yang melekat (inheren) pada gagasan pendidikan seumur hidup itu sendiri. Seperti sistem pendidikan semakin demokratis, pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup, dan pengintegrasian sekolah dengan kehidupan di lingkungan masyarakat. Hanya, bisa saja angin segar pendidikan seumur hidup menjadi angin surga alias utopia baru dalam bidang pendidikan, apabila hanya sebatas konsep tanpa implementasi. Konsepsi pendidikan seumur hidup di Indonesia telah beberapa kali tercantum dalam GBHN, tapi implementasinya sering berubah-ubah. Konsep di dalam GBHN masih amat luas pengertiannya, sehingga sering terjadi "keluwesan" menafsirkan yang berbeda. Misalnya dalam mengambil sikap antara beberapa pengertian pendidikan satu jalur (single track) dan pendidikan multijalur (multitrack). Demikian pula dengan pendidikan yang bersifat akademik ilmiah dan operasional-teknik, maupun antara pendidikan formal dan nonformal. Menurut pandangan penulis, asas pendidikan seumur hidup yang mengandung kemungkinan diversifikasi sistem pendidikan, tampaknya konsepsi satu jalur kurang begitu tepat dan efektif. Pendidikan satu jalur baru lebih efektif bila wajib belajar lebih tinggi dari yang ada sekarang. Kesadaran akan pentingnya pendidikan seumur hidup menjadi mendalam dengan adanya sejumlah firman Allah SWT dan hadis Nabi Muhammad yang mendasarinya. Persoalannya, tinggal bagaimana menjabarkan dan mengimplementasikannya. II. PEMBAHASAN A. Arti Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Penjelasan Definisi
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja.
Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku.
Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku instinktif.
Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - akibat adanya perubahan perilaku tersebut.
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
B. Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan anak usia dini
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
Pendidikan umum
Pendidikan umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang profesional.
Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1).
Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.


Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB).
C. Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Banyak orang yang lain, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam -- sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka -- walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
D. Kualitas pendidikan
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan -- khususnya di Indonesia -- yaitu:
Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.
Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya.
E. Tinjauan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam
Pendidikan Islam boleh diertikan sebagai proses mendidik dan melatih akal, jasmaniah, dan ruhaniah manusia. Ia berasaskan nilai-nilai Islamiah yang bersumber al-Qur’an dan sunnah Rasulullah s.a.w adalah melahirkan insan yang bertakwa dan mengabdikan diri kepada Allah semata-mata. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan akal atau intelektual amat penting dalam mendidik akal. Ini kerana akal merupakan unsur paling berharga kepada manusia yang bertindak (berfikir) secara rasional tetapi kemampuannya agak terbatas. Fungsi tersebut telah dijelaskan dalam perkataan “iqra’” yang mana keadaan akal sentiasa menerima bimbingan Allah. Oleh itu, pendidikan Islam menekankan pentingnya melatih akal manusia dengan nilai-nilai ketuhanan (ilmu tauhid), sifat ketaatan (ta’abbud) dan penyucian rohani (tazkiyyah). Dengan demikian, pendidikan akal atau mental tidak tersisih daripada nilai-nilai kerohanian.
Pendidikan jasmani pula meliputi aspek fisik dan mental. Kedua-duanya turut diberi perhatian dalam pendidikan Islam. Ia merangkumi kebersihan, kesihatan, kecergasan, kekuatan, keberanian dan disiplin. Ia bertujuan melahirkan insan yang sehat dan kuat untuk menjalankan kewajiban kepada Allah. Selain itu, pendidikan jasmani juga dilihat dari sudut kerohanian dan kejiwaan yang menitikberatkan pembersihan jiwa (tazkiyyah nafs) serta keluruhan budi pekerti melalui akhlak. Pendidikan yang berbentuk rohani atau spiritual juga penting dalam Islam iaitu dalam konteks hubungan manusia dengan Allah. Keyakinan kepada Allah menjadi asas dalam mencapai kejayaan kerana kekuatan rohani yang dimiliki oleh individu itu membawa kepada kekukuhan pendidikan fisik, intelektual dan akhlak. Dengan itu, pendidikan Islam tidak akan terwujud tanpa disertai pendidikan rohani. Maka bertitik tolak dari pengertian ini, Islam menekankan beberapa aspek tertentu yang perlu diutamakan dalam pendidikan Islam. Pendidikan Islam itu berlaku secara terus menerus, baik formal maupun pendidikan non formal. Ini berarti pendidikan yang berasaskan nilai-nilai Islamiah tidak hanya pengajaran akademik tetapi juga bimbingan asuhan yang dilakukan oleh pendidik sangat diperlukan. Selain itu, pendidikan Islam juga merupakan satu proses menerapkan nilai-nilai Islam dan merealisasikan hasilnya dalam bidang pembinaan insan, pembentukan dan pemasyarakatannya mengikut dasar-dasar yang digariskan oleh Allah serta membentuk sikap dan tingkah laku seseorang. Ia juga boleh dianggap sebagai suatu konsep yang mengandung langkah-langkah dan kaedah-kaedah ilmiah yang dibawa oleh Islam dalam pembentukan pribadi yang sesuai dengan akidah Islam.
F. Konsep Kendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, terdapat beberapa konsep yang diguna pakai yaitu konsep Tarbiyyah, Ta’lim, Ta’dib, Tadris, Irsyad dan Inzhar. Kesemua konsep ini telah diterapkan oleh Rasulullah s.a.w. kepada para sahabat dan masyarakat dalam membina insan yang berakhlak tinggi. Konsep tarbiyah merupakan salah satu konsep pendidikan Islam yang penting.
Kata “tarbiyyah” berasal dari bahasa Arab yang dipetik dari kata kerja sebagai berikut :
a. Rabba, yarbu yang bererti tumbuh, bertambah, berkembang.
b. Rabbi, yarba yang bererti tumbuh menjadi lebih besar, menjadi lebih dewasa
c. Rabba, yarubbu yang bererti membaiki, mengatur, mengurus, mendidik.
Melalui pengertian tersebut, konsep tarbiyyah merupakan proses mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang lebih sempurna. Ia bukan saja dilihat dari proses mendidik, tetapi juga dari proses mengurus dan mengatur supaya perjalan kehidupan berjalan dengan lancar. Ia termasuk tarbiyyah dalam bentuk fisik, spiritual, material dan intelektual. Para sarjana pendidikan Islam telah bersepakat mengatakan bahawa perkataan (Rabbu) dalam ayat Rabbil Alamin berarti bahwa Allah itu bukan saja mempunyai sifat sebagai Tuhan, tetapi juga sebagai Pendidik. Dengan kata lain bahwa Allah mendidik manusia supaya mengikut jalan yang lurus dan yang diridhai-Nya dengan melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Ia bertujuan supaya manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk melaksanakan tugas dan perintah tersebut, Allah telah mengutuskan para rasul dan nabi untuk menyampaikan pendidikan itu kepada manusia di atas muka bumi ini. Selain Allah sebagai Pendidik, manusia juga boleh menjadi pendidik berdasarkan firman Allah yang maksudnya : “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka mendidikku sewaktu kecil.” Berdasarkan ayat tersebut, jelaslah kepada kita bahawa konsep tarbiyyah atau pendidikan itu bisa digunakan dalam konteks pendidikan manusia. Yang boleh dipakai sejak lahir sampai pada akhir kehidupan mereka di dunia yang berhubungan dengan pendidikan fisik, spiritual dan intelektual. Konsep tarbiyyah juga bisa digunakan dalam bahasa Inggeris. Konsep tersebut menggunakan istilah education yang berarti pendidikan, pengasuhan, pengajaran dan latihan. Istilah ini diambil dari perkataan educate yang berarti didik, ajar, asuh dan latih. Secara umum, pengertian tarbiyyah adalah sebagai satu proses yang terus menerus dalam membentuk individu baik fisik, mental maupun spiritual untuk mencapai kesempurnaan hidup. Proses ini akan mendidik mereka untuk menghayati nilai-nilai yang sesuai untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat. Perkataan ta’lim juga dipetik dari kata dasar ‘iallama, yu‘allimu, ta‘lim yang berarti mengecap atau belajar untuk mengetahui berbagai masalah.
Ta’dib berasal dari kata ’adab artinya tata krama, Dalam pendidikan Islam bukan hanya mengajarjkan nilai nilai pendidikan akal saja tetapi juga diajarkan tentang akhlakul karimah baik hubungannya dengan Allah SWT maupun hubungannya dengan sesama makhluk (manusia)
Tadris berasal dari kata dirasah artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada nilai-nilai ajaran sosial keagamaan yang berguna dalam masalah muamalat dalam kehidupan sehari-hari.
Irsyad berasal dari kata rasyada artinya petunjuk, dalam pendidikan Islam selalu mengajarkan sebuah jalan keluar dari berbagai permasalahan baik yang berhubungan dengan kepentingan dunia maupun kepentingan akhirat.
Inzhar berasal dari kata nazhara artinya melihat, maksudnya adalah pendidikan Islam selalu memandang kehidupan jauh kedepan yang tiada batas, hidup bukan hanya di dunia semata, tetapi lebih jauh bahwa ada kehidupan setelah kematian ini, yaitu kehidupan ukhrawi yang kekal abadi. Semua orang yang beriman pasti menginginkan kehidupan ukhrawi yang bahagia, maka pendidikan Islam telah memberikan porsi yang luar biasa agar pemeluknya bisa meraih kehidupan ukhrawi yang hakiki itu
Jadi kalau melihat makna tersebut jelaslah bahwa konsep pendidikan Islam selalu sejalan dengan kehidupan manusia itu sendiri. Sehingga tidak bisa dielakkan lagi bahwa pendidikan itu harus berlangsung seumur hidup.
III. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari uraian diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi seluruh umat manusia yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Mengingat pentingnya pendidikan itu maka diharapkan semua pihak bisa berperan aktif dalam memberikan kontribusinya di bidang pendidikan.
Secara garis besar pendidikan itu dapat dibagi menjadi pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan non formal, hanya saja kebanyakan manusia menganggap pendidikan itu tanggung jawab pendidikan formal, maka hal ini harus diluruskan. Karena menurut konsepsi Islam pendidikan itu bisa berlangsung kapan saja dan dimana saja bahkan bersangsung se umur hidup.
Jadi tidak diragukan lagi penulis menghimbau agar di semua lapisan masyarakat bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media belajar, baik yang berhubungan dengan alam semesta, dari pengalaman-pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
B. Saran
1. Sebagai orang yang beriman, marilah kita bersama-sama mengemban amanah Allah dengan sebaik-baiknya dalam menjalankan kapasitas khalifah fil ardhi.
2. Tanggung Jawab pendidikan adalah tanggung jawab bersama, marilah kita tebarkan ilmu Allah walau hanya satu ayat.
3. Kepada semua pihak, sadarilah bahwa pendidikan itu tidak pernah ada titik akhirnya, maka jangan berhenti untuk belajar dan belajar.
4. Ingat ”Menuntut ilmu itu hukumnya wajib” sejak dari buaian itu sampai ke liang lahat.
Demikian semoga ada manfaatnya.





Daftar Pustaka :

1. Judul : Pendidikan Seumur Hidup
Alamat : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/16/99forumguru.htm
Penulis : Dra. Hj. SITI SA’ADAH
2. Judul : Buku Sejarah Pendidikan Pada zaman rasulullah
Alamat : http://www.karyanet.com.my/knet/ebook/preview/previu
Penulis : Anisah Bahyah Haji Ahmad c
3. Judul : Ensiklopedi bebas
Alamat : http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
Penulis : Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia
4. Judul : Al Quran Terjemah
Alamat : -
Penulis : Departemen Agama RI

Jumat, 02 November 2007

Gaya Belajar Anak (Styles of Learning)

Gaya Belajar Anak (Styles of Learning)
Oleh : Misbahul Munir (mahasiswa S2 Kependidikan Unmul)

A. Apakah Belajar Itu?
Belajar adalah suatu proses. Artinya kegiatan belajar terjadi secara dinamis dan terus-menerus yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri anak. Perubahan yang dimaksud dapat berupa pengetahuan (knowledge) atau perilaku (behavior).
Dua anak yang tumbuh dalam kondisi dan lingkungan yang sama dan meskipun mendapat perlakuan yang sama, belum tentu akan memiliki pemahanan, pemikiran dan pandangan yang sama terhadap dunia sekitarnya. Masing-masing memiliki cara pandang sendiri terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Cara pandang inilah yang kita kenal sebagai "Gaya Belajar".
Kata "belajar" yang sering dipersepsikan sebagai tindakan murid duduk diam di dalam kelas, mendengarkan penjelasan guru, dan membaca textbook BUKANLAH arti "belajar" yang sebenarnya yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Belajar sebenarnya mengandung arti bagaimana kita menerima informasi dari dunia sekitar kita dan bagaimana kita memproses dan menggunakan informasi tersebut. Mengingat setiap individu memiliki keunikan tersendiri dan tidak pernah ada dua orang yang memiliki pengalaman hidup yang sama persis, hampir dipastikan bahwa "Gaya Belajar" masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain. Namun, di tengah segala keragaman "Gaya Belajar" tersebut, banyak ahli mencoba menggunakan klasifikasi atau pengelompokan "Gaya Belajar" untuk memudahkan kita semua, khususnya para guru, dalam menjalankan tugas pendidikan dengan lebih strategis.
Selain itu juga gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4).
Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman pendidikan (Nunan, 1991: 168).
Keanekaragaman Gaya belajar mahasiswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi pembelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Pembelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat. Meningkatkan kemampuan intelegensinya (Kolb 1984 ), yang sangat mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan mahasiswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika belajar dengan terpaksa . Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa. Oleh karena itu, diperlukan jalan bagaimana agar belajar menjadi hal yang menyenangkan, atau .... walaupun tetap terpaksa, tapi dapat menjadi lebih mudah dan efektif.
Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika kita mengenali gaya belajar, maka kita dapat mengelola pembelajaran pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana cara pembelajaran yang baik dan efektif.
Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan . Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah.
Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat kita menjadi lebih pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, kita akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Anda tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat optimal.
Berdasarkan uraian diatas, kami perlu menyampaikan macam-macam gaya belajar sebagai berikut :

B. Macam-macam Gaya Relajar

1. Gaya Belajar Menurut David Kolb
Tanpa disadari dan direncanakan sebelumnya, setiap anak memiliki cara belajarnya sendiri. Mencoba mengenali "Gaya Belajar" anak, dan tentunya setelah guru mengenali "Gaya Belajar"nya sendiri, akan membuat proses belajar-mengajar jauh lebih efektif.
Dari sekian banyak teori atau temuan mengenai "Gaya Belajar", dalam kesempatan ini kita akan membahas sebuah model yang dikemukakan oleh David Kolb (Styles of Learning Inventory, 1981).
Concrete Experience (CE) "FEELING" Accomodator = 4 a 1 = Diverger Active ReflectiveExperimentation (AE) =-d-===========-c-= Observation (RO)"DOING" "WATCHING" Converger = 3 b 2 = Assimilator Abstract Conceptualization (AC) "THINKING"

David Kolb mengemukakan adanya empat kutub (a-d) kecenderungan seseorang dalam proses belajar, kutub-kutub tersebut antara lain:

1. Kutub Perasaan/FEELING (Concrete Experience)
Anak belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Dalam proses belajar, anak cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.

2. Kutub Pemikiran/THINKING (Abstract Conceptualization)
Anak belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Dalam proses belajar, anak akan mengandalkan perencanaan sistematis serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

3. Kutub Pengamatan/WATCHING (Reflective Observation)
Anak belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Dalam proses belajar, anak akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini/pendapat.

4. Kutub Tindakan/DOING (Active Experimentation)
Anak belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Dalam proses belajar, anak akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya.

Menurut Kolb, tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh salah satu saja dari kutub tadi. Yang biasanya terjadi adalah kombinasi dari dua kutub dan membentuk satu kecenderungan atau orientasi belajar. Empat kutub di atas membentuk empat kombinasi gaya belajar.
Pada model di atas, empat kombinasi gaya belajar diwakili oleh angka 1 hingga 4, dengan penjelasan seperti di bawah ini:

1. Gaya Diverger
Kombinasi dari perasaan dan pengamatan (feeling and watching). Anak dengan tipe Diverger unggul dalam melihat situasi kongkret dari banyak sudut pandang yang berbeda. Pendekatannya pada setiap situasi adalah "mengamati" dan bukan "bertindak". Anak seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide (brainstorming), biasanya juga menyukai isu budaya serta suka sekali mengumpulkan berbagai informasi.

2. Gaya Assimillator
Kombinasi dari berpikir dan mengamati (thinking and watching). Anak dengan tipe Assimilator memiliki kelebihan dalam memahami berbagai sajian informasi serta merangkumkannya dalam suatu format yang logis, singkat, dan jelas. Biasanya anak tipe ini kurang perhatian pada orang lain dan lebih menyukai ide serta konsep yang abstrak, mereka juga cenderung lebih teoritis.

3. Gaya Converger
Kombinasi dari berfikir dan berbuat (thinking and doing). Anak dengan tipe Converger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif) daripada masalah sosial atau hubungan antar pribadi.

4. Gaya Accomodator.
Kombinasi dari perasaan dan tindakan (feeling and doing). Anak dengan tipe Accommodator memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang. Mereka cenderung untuk bertindak berdasarkan intuisi / dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis. Dalam usaha memecahkan masalah, mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan masukan / informasi) dibanding analisa teknis.

Menyimak berbagai gaya belajar di atas, sebagai guru perlu kiranya kita tetap sensitif terhadap strategi belajar kita sendiri, yang mungkin sama atau sama sekali berbeda dengan orientasi belajar peserta didik di kelas. Perbedaan itu dapat menimbulkan kesulitan dalam kegiatan belajar-mengajar (dalam interaksi, komunikasi, kerjasama, dan penilaian).
Jika mengajar kita pahami sebagai kesempatan membantu peserta didik untuk belajar, maka kita harus berusaha membantu mereka memahami "Style of Learning"nya, dengan tujuan meningkatkan segi-segi yang kuat dan memperbaiki sisi-sisi yang lemah dari padanya.

2. Gaya menurut Bobbi DePorter bersama Mike Hernacki didalam bukunya ”Quantum Learning”

Gaya belajar ada 3 dengan Karakteristik sebagai berikut :

a. Visual (Belajar dengan cara melihat)
Gaya, Belajar melalui pengamatan: mengamati peragaan.
Membaca, Menyukai deskripsi, sehingga seringkali ditengah-tengah membaca berhenti untuk membayangkan apa yang dibacanya.
Mengeja, Mengenali huruf melalui rangkaian kata yang tertulis ,
Menulis, Hasil tulisan cenderung baik, terbaca jekas dan rapi.
Ingatan, Ingat muka lupa nama, selalu menulis apa saja.
Imajinasi, Memiliki imajinasi kuat dengan melihat detil dari gambar yang ada. Distraktibilitas, Lebih mudah terpecah perhatiannya jika ada gambar.
Pemecahan, Menulis semua hal yang dipikirkan dalam suatu daftar.
Respons terhadap periode kosong aktivitas, Jalan-jalan melihat sesuatu yang dapat dilihat. Respon untuk situasi baru, Melihat sekeliling dengan mengamati struktur.
Emosi, Mudah menangis dan marah, tampil ekspresif,
Komunikasi, Tenang tak banyak bicara panjang, tak sabaran mendengar, lebih banyak mengamati.
Penampilan, Rapi, paduan warna senada, dan suka urutan.
Respon terhadap seni, Apresiasi terhadap seni apa saja yang dilihatnya secara mendalam dengan detil dan komponen, daripada karya secara keseluruhan.
b. Auditori (Belajar dengan cara Mendengar)
Gaya, belajar melalui instruksi dari orang lain,
Membaca, Menikmati percakapan dan tidak memperdulikan ilustrasi yang ada,
Mengeja, Menggunakan pendekatan melalui bunyi kata, Menulis, Hasil tulisan cenderung tipis, seadanya.
Ingatan, ingat nama lupa muka,ingatan melaui pengulangan.
Imajinasi, Tak mengutamakan detil, lebih berpikir mengandalkan pendengaran.
Distraktibilitas, Mudah terpecah perhatiannya dengan suara.
Pemecahan, Pemecahan masalah melalui lisan.
Respons terhadap periode kosong aktivitas, Ngobrol atau bicara sendiri.Respon untuk situasi baru, Bicara tentang pro dan kontra.
Emosi, Berteriak kalau bahagia, mudah meledak tapi cepat reda, emosi tergambar jelas melalui perubahan besarnya nada suara, dan tinggi rendahnya nada.
Komunikasi, Senang mendengar dan cenderung repetitif dalam menjelaskan.Penampilan, Tak memperhatikan harmonisasi paduan warna dalam penampilan.Respon terhadap seni, Lebih memilih musik. Kurang tertarik seni visual, namun siap berdiskusi sebagai karya secara keseluruhan,tidak berbicara secara detil dan komponen yang dilihatnya.
c. Kinestetik (Belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Gaya, Belajar melalui melakukan sesuatu secara langsung.
Membaca, Lebih memiliki bacaan yang sejak awal sudah menunjukkan adanya aksi.
Mengeja, Sulit mengeja sehingga cenderung menulis kata untuk memastikannya.
Menulis, Hasil tulisan "nembus" dan ada tekanan kuat pada alat tulis sehingga menjadi sangat jelas terbaca.
Ingatan, Lebih ingat apa yang sudah dilakukan, daripada apa yang baru saja dilihat atau dikatakan.
Imajinasi, Imajinasi tak terlalu penting, lebih mengutamakan tindakan/kegiatan.Distraktibilitas, Perhatian terpecah melalui pendengaran
Pemecahan, Pemecahan masalah melalui kegiatan fisik dan aktivitas.
Respons terhadap periode kosong aktivitas, Mencari kegiatan fisik bergerak.Respon untuk situasi baru, Mencoba segala sesuatu dengan meraba, merasakan dan memanipulasi.
Emosi, Melompat-lompat kalau gembira, memeluk, menepuk, dan gerakan tubuh keseluruhan sebagai luapan emosi.
Komunikasi, Menggunakan gerakan kalau bicara, kurang mampu mendengar dengan baik.
Penampilan, Rapi, namun cepat berantakan karena aktivitas yang dilakukanRespon terhadap seni, Respons terhadap musik melalui gerakan. Lebih memiliki patung, melukis yang melibatkan aktivitas gerakan.

3. Gaya belajar menurut Dave Meier dalam bukunya The Accelerated Learning

Gaya belajar menurut Dave Meier dikenal dengan sebutan pendekatan SAVI

a. Belajar ”Somatis”
”Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma (seperti dalam psikosomatis). Jadi belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis-melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar.

b. Belajar ”Auditori”
Belajar Auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran. Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak adanya manusia. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa disadari seseorang mampu membuat beberapa area penting didalam otak menjadi aktif.

c. Belajar ”Visual”
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indra yang lain. Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat ”melihat” apa yang sedang dibicarakan seseorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer dan lain-lain. Pembelajar visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata.

d. Belajar ”Intelektual”
Kata ”Intelektual” menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenung suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. ”Intelektual” adalah bagian dari merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna.
Intelektual (menurut Dave meier) adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk ”berfikir”, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf baru dan belajar. Ia menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosiaonal dan intuitif tubuh untuk membuat makana baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman diharapkan menjadi kearifan.

4. Gaya Belajar menurut Depdiknas
Tujuh Gaya Belajar Efektif
Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut adalah tujuh gaya belajar yang mungkin bisa kita ambil :

a. Bermain dengan kata.
Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.

b. Bermain dengan pertanyaan.
Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiaop kali muncuil jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga didapatkan hasil yang paling akhirnya atau kesimpulan.

c. Bermain dengan gambar.
Anda sementar orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu. Jika Anda termasuk kelompok ini, tak salah bila Anda mencoba mengikutinya.

d. Bermain dengan musik.
Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau selalu mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi dengan cara menginat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup. Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang berkaitan dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik bagaimanalagu itu dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi yang mengiringi lagu itu, bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia, teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu.

e. Bermain dengan bergerak.
Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari atau berolahraga.

f. Bermain dengan bersosialisasi.
Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.

g. Bermain dengan Kesendirian.
Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.

Lima Prinsip Belajar :

a. Mengenali betul apa yang menarik untuk kita
Jika kita mengetahui betul apa sesungguhnya yang menarik bagi kita, tentu akan lebih mudah mencari ragam informasi penting yang akan kita pelajari. Tak ada seorang pun yang mampu memberikan informasi tentang apa yang menarik untuk kita pelajari kecuali kita sendiri.
Ada baiknya, sekali waktu, Anda berhenti dulu belajar, lalu tanyakan pada diri Anda sendiri, untuk apa Anda belajar? Jika Anda cukup punya alasannya, tak salah bila Anda mencoba mengujinya dengan mengikuti beberapa tes untuk melihat tingkat pemahaman kita dan cara untuk meningkatkannya. Hal terpenting yang perlu diingat adalah seberapa cepat pun kita bisa memahami suatu informasi, maka informasi itu dengan mudah bisa hilang dari ingatan jika ternyata informasi tersebut bukan seperti sesuatu yang menjadi inti ketertarikan kita.

b. Kenalilah kepribadian diri sendiri.
Jika kita tahu betul siap kita dan apa yang kita inginkan, maka mempelajari sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan kepribadian kita menjadi lebih mudah dilakukan. Sebab, apapun yang akan kita pelajari dan pahami, seringkali menjadi sia-sia jika ternyata tak sesuai dengan kepribadian kita.

c. Rekam semua informasi dalam kata.
Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan mempelajari sesuatu adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan bijaksana adalah bila kita terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan sendiri.

d. Belajar bersama orang lain.
Cara termudah untuk belajar sesungguhnya adalah bila kita melakukannya secara bersama-sama. Prinsip belajar ini hampir selalu efektif bagi setiap orang, apa pun karakter belajar yang dimilikinya. Selain itu, belajar juga menjadi terasa lebih menyenangkan dan ringan, bila dilakukan secara bersama-sama.

e. Hargai diri sendiri.
Belajar memahami dan menyerap informasi akan menjadi lebih terasa bermanfaat dan berarti bila kita menghargainya. Jadi, rencanakan apa yang Anda akan pelajari dan pahami. Setelah itu, cobalah membuat jeda di antara waktu belajar yang Anda laklukan. Setelah itu, lihat seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari suatu informasi atau fakta tertentu. Bila Anda merasa itu berhasil, maka Anda layak menghargai jerih-payah Anda belajar dengan cara apa saja. Misalnya, merayakannya dengan makan enak atau membeli sesuatu yang bisa mengingatkan Anda akan keberhasilan yang Anda pernah capai.

C. Ulasan dan Tanggapan
Dari semua gaya belajar yang dipaparkan oleh para ahli sebagaimana diatas tentunya masing-masing gaya belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan, yang sudah barang tentu bagi pengguna gaya belajar yang satu, mereka akan berkata inilah gaya belajar yang terbaik, begitu juga yang lainnya akan berkomentar yang sama.
Terlepas dari itu semua, sesungguhnya alangkah bijaksananya kalau para pendidik bisa meramu gaya belajar yang ada dalam satu kesatuan yang utuh sehingga bisa mengambil yang lebih baik dan terbaik dalam pembelajaran serta bisa lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA
1. Judul Buku : The Accelereted Learning
Pengarang : Dave Meier
Penerbit : Kaifa, tahun 2002
2. Judul Buku : Quantum Learning
Pengarang : Bobbi DePorter dan Mike Hernacki
Penerbit : Kaifa, tahun 1992
3. Judul Buku : Gaya Belajar Anak (Styles of Learning)
Pengarang : Strategi Pendidikan Kristen, B.S. Sidjabat, M.Th., Ed.D., , halaman 79 - 81, Yayasan Andi, Yogyakarta.
Penerbit : http://www.sabda.org/pepak/pustaka/010160/
4. Judul Buku : "Orang tua dan guru harus kenal gaya belajar anak secara tepat agar anak tak frustasi karena dinilai”
Pengarang : teks DR Reni Akbor Howodi Psi. Fok. Psikologi U1.
Penerbit : http://mathe-magics.com/articles.php
5. Judul Buku : Memahami Gaya Belajar Agar Makin Pintar
Pengarang : Sumber TEMPO Interaktif - 23 April 2001.
Penerbit :http://www.depdiknas.go.id/serba_serbi/memahami%20%20%20gaya%20belajar.htm
6. Judul Buku : Apa Gaya Belajar Itu ?
Pengarang : Artikel/Umum
Penerbit : http://www.ut.ac.id/html/Strategi-bjj/gaya1.htm
7. Judul Buku : Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar dan Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar
Pengarang : Christiana Demaja W. Sahertian, S.PAK, M.Pd
Penerbit : http://re-searchengines.com/christiana6-04.html

Selasa, 30 Oktober 2007

Diantara cara meraih khusyu dalam shalat

DIANTARA CARA MERAIH KHUSYU’ DALAM SHALAT

1. Sebagai langkah awal dari shalat khusyu’ adalah wudhu dengan sempurna yakni jadikanlah wudhu sebagai terapi air yang multi fungsi, dari membasuh tangan sambil merasakan aliran air yang lembut menyentuh syaraf-syaraf tangan, mencuci mulut, mencuci lobang hidung sampai mencuci kaki.
2. Heningkan pikiran kita, agar rileks, sehingga tubuh tidak tegang sampai badan terasa nyaman.
3. Biarkan tubuh meluruh, agak dilemaskan, kemudian rasakan getaran kalbu yang bening, sambungkan rasa itu kepada Allah serta rasakan getarannya menyelimuti jiwa dan fisik
4. Lakukanlah dengan kesadaran penuh, maksudnya ialah apa yang diucapkan dan yang digerakkan benar-benar disadari. Bangkitkan kesadaran diri bahwa anda sedang menghadap Allah, sadari bahwa anda akan memuja dan bersembah sujud kepada-Nya serta biarkan ruh anda mengalir pergi dengan suka rela menyerahkan diri “Hidup dan matiku hanya untuk Allah semata”
5. Lakukanlah dalam keadaan niat penuh, yaitu kontakkan hati sanubari kehadirat Allah. Sehingga muncul getaran yang sangat halus dan kuat menarik ruh meluncur kehadirat Allah SWT, pada saat itu ucapkan takbir “ALLAHU AKBAR”
6. Rasakan keadaan berserah diri yang menyelimuti getaran jiwa anda, mulailah perlahan lahan membaca setiap ayat dengan tartil, kemudian lakukanlah rukuk. Biarkan badan anda membungkuk dan rasakan ruh anda turut rukuk dengan perasaan hormat dan pujilah Allah yang Maha Agung.
7. Setelah rukuk, bangkitlah perlahan-lahan sambil mengucapkan sami’allahu liman hamidah …, rasakan keadaan ini sampai ruhani anda mengatakan dengan sebenarnya bahwa hanya Allah lah yang patut dipuji, sehingga kita dalam keadaan Nol.
8. Kemudian bersujudlah dengan serendah-rendahnya, rasakan sujud anda agak lama, jangan mengucapkan pujian apapun sebelum ruh dan fisik anda bersatu dalam satu sujudan.
9. Lakukanlah dengan penuh tuma’ninah, maksudnya setiap melakukan gerakan janganlah bacaan menjadi ukuran tuma’ninah, tetapi setiap kalimat yang terucap usahakanlah konekkan dengan Allah.
10. Sehabis shalat duduklah dengan tenang, rasakan getaran yang mesih membekas pada diri anda. Niscaya lidahkan kita terus menerus berdzikir yang dengan tulus bukan dari fikiran.

Selasa, 23 Oktober 2007

Tehnik dalam menghafal nama surat-surat dalam Al Qur an

Cerita I; (Surah 1 - 10)
Aku membaca Al-Qur'an dimulai dengan 1.PEMBUKAAN. Kebetulan waktu itu tetanggaku sedang memotong 2.SAPI BETINA untuk 3.KELUARGA IMRAN yang punya anak wanita bernama 4.AN NISA. Ia lapar makan 5.HIDANGAN, sisanya ia berikan untuk 6.BINATANG TERNAK yang berkandang di 7.TEMPAT-TEMPAT YANG TINGGI, di sana dibagikan 8.HARTA RAMPASAN PERANG yang dilakukan setelah 9.TAUBAT seperti taubatnya 10.YUNUS

Cerita II; (Surah 11 - 20) 11.HUD dan 12.YUSUF melihat 13.PETIR sementara itu 14.IBRAHIM sedang berada di 15.PEGUNUNGAN HIJR tempat dimana 16.LEBAH memulai 17.PERJALANAN MALAM menuju ke 18.GUA tempat bersembunyinya 19.MARYAM dan 20.TOHA.
Cerita III; (Surah 21 - 30)
21.PARA NABI pergi 22.HAJI diikuti oleh 23.ORANG-ORANG BERIMAN berpakain putih-putih sehingga laksana 24.CAHAYA yng menjadi 25.PEMBEDA ANTARA YNG BENAR DAN BATHIL seperti ceritanya 26.PARA PENYAIR tentang 27.SEMUT dalam buku 28.KISAH-KISAH dan juga tentang 29.LABA-LABA yng menyerang 30.BANGSA ROMAWI.

Cerita IV; (Surah 31 - 40)
31.LUKMAN tidak ber 32.SUJUD di kaki 33.GOLONGAN YANG BERSEKUTU dengan 34.KAUM SABA' yang tidak beriman kepada Yang Maha 35.PENCIPTA. Sementara itu 36.YASIN menyiapkan orang 37.YANG BERSHAF-SHAF membentuk huruf 38.SHOD dengan 39.ROMBONGAN-ROMBONGAN untuk memohon kepada 40.YANG PENGAMPUN dari kesalahan.

Cerita V; (Surah 41 - 50)
41.YANG DIJELASKAN dalam 42.MUSYAWARAH itu tentang hukum 43.PERHIASAN bukan tentang 44.KABUT membawa orang 45.YANG BERLUTUT di 46.BUKIT-BUKIT PASIR, saat 47.MUHAMMAD mendapat 48.KEMENANGAN ditandai dengan 49.KAMAR-KAMAR bertuliskan huruf 50. QOF.

Cerita VI; (Surah 51 - 60)
51.ANGIN YANG MENERBANGKAN menghembus ke 52.BUKIT saat 53.BINTANG dan 54.BULAN bersinar sebagai bukti kuasa 55.YANG MAHA PEMURAH yang akan mendatangkan 56.HARI KIAMAT menghancurkan 57.BESI pada saat 58.WANITA YANG MENGAJUKAN GUGATAN mengalami 59.PENGUSIRAN sebagaimana menimpa 60.PEREMPUAN YANG DIUJI.







Cerita VII; (Surah 61 - 70)
61.BARISAN orang beriman pada 62.HARI JUM'AT berbeda dengan 63.ORANG-ORANG MUNAFIK saat 64.HARI DITAMPAKAN KESALAHAN-KESALAHAN orang yang suka 65.TALAK dalam pernikahan dan Allah 66.MENGHARAMKAN pelimpahan 67.KERAJAAN secara tertulis dengan 68.PENA pada 69.HARI KIAMAT yang tidak ada lagi 70.TEMPAT-TEMPAT NAIK bagi amal sholih.

Cerita VIII; (Surah 71 - 80)
71.NUH diganggu 72.JIN saat 73.ORANG YANG BERSELIMUT dan 74.ORANG YANG BERKEMUL tertidur pulas tidak menyadari datangnya 75.KIAMAT ketika 76.MANUSIA didatangkan 77.MALAIKAT YANG DIUTUS menyampaikan 78.BERITA BESAR tentang kematian yang dibawa 79.MALAIKAT-MALAIKAT YANG MENCABUT nyawa sedangkan 80.IA BERMUKA MASAM.

Cerita IX; (Surah 81 - 90)
Gempa 81.MENGGULUNG bumi hingga 82.TERBELAH dan 83.ORANG-ORANG YANG CURANG pun ikut 84.TERBELAH hancur lebur menjadi 85.GUGUSAN BINTANG diantaranya bintang 86.YANG DATANG DI MALAM HARI atas kuasa 87.YANG PALING TINGGI pada 88.HARI PEMBALASAN tidak akan muncul 89.FAJAR di 90.NEGERI manapun.

Cerita X; (Surah 91 - 99)
91.MATAHARI tenggelam saat 92.MALAM tiba hingga datang 93.WAKTU DHUHA Allah 94.MELAPANGKAN rizki dan menumbuhkan 95.BUAH TIN untuk manusia yang berasal dari 96.SEGUMPAL DARAH tanpa 97.KEMULIAAN sedikit pun sebagai 98.BUKTI akan terjadi 99.KEGONCANGAN dunia.

Cerita XI; (Surah 100 - 114)
100.KUDA PERANG YANG BERLARI KENCANG pada 101.HARI KIAMAT tidak lagi untuk 102.BERMEGAH-MEGAHAN, pada 103.MASA itu si 104.PENGUMPAT diinjak-injak 105.GAJAH milik 106.SUKU QURAISY tanpa menyisakan 107.BARANG-BARANG YANG BERGUNA sedikit pun, apalagi 108.NI'MAT YANG BANYAK semuanya pergi dari 109.ORANG-ORANG KAFIR tanpa mendapat 110.PERTOLONGAN dari 111.GEJOLAK API yang membakar karena tidak 112.MEMURNIKAN KEESAAN ALLAH yang sejak 113.WAKTU SUBUH semua 114.MANUSIA telah melaksankannya.
NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
1
PEMBUKAAN
AL-FATIHAH
2
SAPI BETINA
AL-BAQOROH
3
KELUARGA IMRAN
ALI IMRON
4
AN NISA (WANITA)
AN NISA
5
HIDANGAN
AL MAIDAH
6
BINATANG TERNAK
AL AN 'AM
7
TEMPAT-TEMPAT YANG TINGGI
AL A' ROF
8
HARTA RAMPASAN PERANG
AL ANFAL
9
TAUBAT
AT TAUBAH
10
YUNUS
YUNUS

NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
11
HUD
HUD
12
YUSUF
YUSUF
13
PETIR
AR RA'D
14
IBRAHIM
IBRAHIM
15
PEGUNUNGAN HIJR
AL HIJR
16
LEBAH
AN NAHL
17
PERJALANAN MALAM
AL ISRO
18
GUA
AL KAHFI
19
MARYAM
MARYAM
20
TOHA
TOHA


NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
21
PARA NABI
AL ANBIYA
22
HAJI
AL HAJJ
23
ORANG-ORANG BERIMAN
AL MU'MINUN
24
CAHAYA
AN NUR
25
PEMBEDA ATR YNG BENAR & BATHIL
AL FURQON
26
PARA PENYAIR
ASY SYU 'ARA
27
SEMUT
AN NAML
28
29
KISAH-KISAHLABA-LABA
AL QOSHOSH
AL 'ANKABUT
30
BANGSA ROMAWI
AR RUM


NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
31
LUKMAN
LUQMAN
32
SUJUD
AS SAJDAH
33
GOLONGAN YANG BERSEKUTU
AL AHZAB
34
KAUM SABA'
SABA'
35
PENCIPTA
FATHIR
36
YASIN
YASIN
37
YANG BERSHAF-SHAF
ASH SHOOFFAT
38
SHOD
SHOD
39
ROMBONGAN-ROMBONGAN
AZ ZUMAR
40
YANG PENGAMPUN
GHOFIR

NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
41
YANG DIJELASKAN
FUSHSHILAT
42
MUSYAWARAH
ASY SYURA
43
PERHIASAN
AZ ZUKHRUF
44
KABUT
AD DUKHAN
45
YANG BERLUTUT
AL JATSIYAH
46
BUKIT-BUKIT PASIR
AL AHQOF
47
MUHAMMAD
MUHAMMAD
48
49
KEMENANGANKAMAR-KAMAR
AL FATH
AL HUJURAT

NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
51
ANGIN YANG MENERBANGKAN
ADZ DZARIYAH
52
BUKIT
ATH THUR
53
BINTANG
AN NAJM
54
BULAN
AL QOMAR
55
YANG MAHA PEMURAH
AR RAHMAN
56
HARI KIAMAT
AL WAQI 'AH
57
BESI
AL HADID
58
WANITA YG MENGAJUKAN GUGATAN
AL MUJADILAH
59
PENGUSIRAN
AL HASYR
60
PEREMPUAN YANG DIUJI
AL MUMTAHANAH






NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
61
BARISAN
ASH SHOF
62
HARI JUM'AT
AL JUMU'AH
63
ORANG-ORANG MUNAFIK
AL MUNAFIQUN
64
HARI DITAMPAKAN KESALAHAN-2
AL TAGHOBUN
65
TALAK
ATH THOLAQ
66
MENGHARAMKAN
AT TAHRIM
67
KERAJAAN
AL MULK
68
PENA
AL QOLAM
69
HARI KIAMAT
AL HAAQQAH
70
TEMPAT-TEMPAT NAIK
AL MA 'ARIJ


NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
71
NUH
NUH
72
JIN
AL JINN
73
ORANG YANG BERSELIMUT
AL MUZAMMIL
74
ORANG YANG BERKEMUL
AL MUDATSTSIR
75
KIAMAT
AL QIYAMAH
76
MANUSIA
AL INSAN
77
MALAIKAT YANG DIUTUS
AL MURSALAT
78
BERITA BESAR
AN NABA'
79
MALAIKAT-2 YANG MENCABUT
AN NAZI 'AT
80
IA BERMUKA MASAM
'ABASA

81
MENGGULUNG
AT TAKWIR
82
TERBELAH
AL INFITHOR
83
ORANG-ORANG YANG CURANG
AL MUTHOFFIFIN
84
TERBELAH
AL INSYIQOQ
85
GUGUSAN BINTANG
AL BURUJ
86
YANG DATANG DI MALAM HARI
ATH THORIQ
87
YANG PALING TINGGI
AL A 'LA
88
HARI PEMBALASAN
AL GHOSYIYAH
89
FAJAR
AL FAJR
90
NEGERI
AL BALAD





NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
91
MATAHARI
ASY SYAMS
92
MALAM
AL LAIL
93
WAKTU DHUHA
ADH DHUHA
94
MELAPANGKAN
AL INSYIROH
95
BUAH TIN
AT TIN
96
SEGUMPAL DARAH
AL 'ALAQ
97
KEMULIAAN
AL QODR
98
BUKTI
AL BAYYINAH
99
KEGONCANGAN
AZ ZALZALAH





NO
KRONOLOGI CERITA
NAMA SURAH
100
KUDA PERANG YG BERLARI KENCANG
AL 'ADIYAT
101
HARI KIAMAT
AL QORI 'AH
102
BERMEGAH-MEGAHAN
AT TAKATSUR
103
MASA
AL 'ASHR
104
PENGUMPAT
AL HUMAZAH
105
GAJAH
AL FI-L
106
SUKU QURAISY
QURAISY
107
BARANG-BARANG YANG BERGUNA
AL MA 'UN
108
NI'MAT YANG BANYAK
AL KAUTSAR
109
ORANG-ORANG KAFIR
AL KAFIRUN
110
PERTOLONGAN
AN NASHR
111
GEJOLAK API
AL LAHAB
112
MEMURNIKAN KEESAAN ALLAH
AL IKHLASH
113
WAKTU SUBUH
AL FALAQ
114
MANUSIA
AN NA-S

Pengetahuan Tentang Gangguan Ginjal

PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN GINJAL*

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) yang tugasnya memang pada dasarnya adalah ”menyaring/membersihkan” darah, Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin/air seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari. Begitu pentingnya peranan ginjal dalam tubuh manusia, maka sudah selayaknya umat manusia harus mngetahui secara detail, apa itu ginjal, apa fungsi dan tugasnya, bagaimana kalau terjadi gangguan pada ginjal dan bagaimana pula cara pencegahannya.

Ginjal sering disebut buah pinggang, jumlahnya sepasang, letaknya didalam rongga perut, disebelah kanan dan kiri ruas-ruas tulang belakang, ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan. Ginjal yang berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan. Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra, Ginjal berbentuk seperti kacang merah, berwarna merah keunguan. Pada orang dewasa berat ginjal + 200 gram, Ginjal mendapatkan darah dari nadi ginjal yang merupakan cabang dari aorta. Darah yang masuk ke ginjal akan disaring, zat-zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh akan dikumpulkan dalam bentuk urine atau air kemih. Selanjutnya kalau diuraikan secara garis besar Tugas dan Fungsi ginjal adalah sebagai berikut :
1. Bertugas sebagai sistem filter/saringan, membuang ”sampah”.
2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3. Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.
4. Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.
5. Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang

Penyebab Penyakit Ginjal antara lain :
1. Penyakit Umum/Sistemik: Kencing Manis = Diabetes Mellitus, Hipertensi, Cholesterol tinggi – Dyslipidemia, SLE: Penyakit Lupus, Penyakit Kekebalan Tubuh lain, Asam urat tinggi – Hyperuricemia – Gout, Infeksi di badan: Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan, Amiloidosis, Kehilangan carian banyak yang mendadak: muntaber, perdarahan, luka bakar.
Hal-hal tersebut di atas dapat berakibat gangguan/penyakit pada ginjal.
2. Penyakit lokal pada ginjal: Penyakit pada Saringan (Glomerulus) – Glomerulonephritis, Infeksi: kuman – Pyelonephrits, Ureteritis, Batu: Bakat/ turunan, kelainan proses di ginjal – Nephrolithiasis, Kista: di ginjal – Polcystic Kidney, Trauma: benturan, terpukul, Keganasan – Kanker – Malignancy, Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.
Kumpulan Gejala. Terdapat bermacam-macam penyakit ginjal, sehingga pasien datang ke dokter juga dengan macam-macam gejala. Berikut ini kemungkinan datangnya seorang pasien dengan kumpulan gejala /sindrom penyakit ginjal sebagai berikut: 1. Gagal Ginjal Akut: gangguan ginjal mendadak, fungsi ginjal ”anjlok”, tidak keluar urin. 2.Nefritis akut: penyakit mendadak pada saringan ginjal (glomerulus), muka, tungkai bengkak, ditemukan protein & darah di urin.
3. Gagal Ginjal Kronik: gangguan kronis/ menahun pada ginjal sehingga fungsi ginjal turun. Keluhan & gejala a.l.: lemas, nafsu makan, mual, pucat, kencing sedikit, sesak napas.
4. Sindrom Nefrotik: gangguan pada saringan ginjal, terjadi kebocoran hebat protein dari darah melalui glomerulus/ saringan ke urin, terdapat bengkak muka – kaki – perut, cholesterol naik.
5. Infeksi Saluran Kemih: infeksi di ginjal – saluran kemih lainnya, bisa akut bisa kronis. Sakit pinggang, demam, kencing sakit, bisa hanya pegal pinggang.
6. Gangguan pada Tubulus ginjal.
7. Hipertensi: umumnya tanpa gejala.
8. Batu ginjal/Saluran Kemih: nyeri hebat kolik, darah di urin.
9. Obstruksi Saluran Kemih: saluran kemih terbendung oleh tumor, striktur / penyempitan.
10.Gangguan ginjal: tetapi bisa tanpa gejala (asymptomatik).

Jadi bila mencurigai ada gangguan/penyakit ginjal, disarankan lakukan pemeriksaan yang paling sederhana yaitu memeriksakan Urin Lengkap di laboratorium sebagai data/fakta awal untuk proses selanjutnya menemukan adanya penyakit ginjal.

Beberapa penyakit yang terjadi pada ginjal adalah gagal ginjal dan peradangan ginjal. Gagal Ginjal terbagi dua yaitu:
1. Gagal ginjal akut (GGA)
2. Gagal ginjal kronik (GGK).

Ad. 1. GAGAL GINJAL AKUT (GGA)

Definisi
Gagal Ginjal Akut adalah kemunduran yang cepat dari kemampuan ginjal dalam membersihkan darah dari bahan-bahan racun, yang menyebabkan penimbunan metabolic didalam darah(misalnya urea)

Penyebab
Gagal ginjal akut merupakan akibat dari berbagai keadaan yang menyebabkan :

Masalah
Penyebab yang Mungkin
Berkurangnya aliran darah ke ginjal
· Kekurangan darah akibat pendarahan, dehidrasi atau cedera fisik yang menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah
· Daya pompa jantung menurun (kegagalan jantung)
· Tekanan darah yang sangat rendah(syok)
· Kegagalan hati(sindroma hepatorenalis)
Penyumbatan aliran
Kemih
· Pembesaran prostat
· Tumor yang menekan saluran kemih
Trauma pada Ginjal
· Reaksi alergi (misalnya alergi terhadap zat radioopakyang digunakan pada pemeriksaan rontgen)
· Zat-zat racun
· Keadaan yang mempengaruhi penyaringan ginjal (nefron)

Gejala
Gejala yang timbul adalah
o Berkurangnya produksi air kemih,
o Bengkak tungkai, kaki atau pergelangan kaki
o Nyeri pinggang hebat (kolik),
o kencing sakit dan berkemih dimalam hari, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri
o Demam
o Mual dan muntah

Ad.2. GAGAL GINJAL KRONIS (GGK)

Definisi
Gagal Ginjal Kronis adalah kemunduran perlahan dari fungsi ginjal yang menyebabkan penimbunan limbah metabolik didalam darah (azotemia)

Penyebab.
Penyebab dari gagal ginjal kronis adalah :
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Penyumbatan saluran kemih
- Glomerulonefritis
- Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikista
- Diabetis militus (kencing manis)
- Kelainan autoimun

Gejala
Pada gagal ginjal kronis, gejala-gejalanya berkembang secara perlahan. Pada awalnya tidak ada gejala sama sekali, kelainan fungsi ginjal hanya dapat diketahui dari pemerikasaan laboratorium.
Pada gagal ginjal kronis ringan sampai sedang, gejalanya ringan meskipun terdapat peningkatan urea dalam darah.
Pada stadium ini terdapat :
- Nokturea, penderita sering berkemih di malam hari karena ginjal tidak dapat menyerap air dari air kemih, sebagai akibatnya volume air kemih bertambah.
- Tekanan darah tinggi, karena ginjal tidak mampu membuang kelebihan garam, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan stroke atau gagal jantung.
Sejalan dengan perkembangan penyakit, maka lama-lama limbah metabolik yang tertimbun di darah bertambah banyak.
Pada stadium ini penderita menunjukkan gejala-gejala :
- Letih, lemas, tidak ada tenaga,
- Nafsu makan menurun, mual, muntah,
- Bengkak,
- Gatal,
- Sesak napas, pucat/anemi.
- Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain:
Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
- Perasaan tertusuk jarum pada anggota gerak
- Hilangnya rasa di daerah tertentu
- peradangan lapisan mulut, rasa tdak enak dimulut
- Penurunan berat badan.

Selain dari dua macam gagal ginjal diatas, ada juga Peradangan ginjal atau Nefritis. Peradangan ginjal atau Nefritis adalah salah satu penyakit ginjal yang sering ditemui. Infeksi ginjal (Nefritis), hampir selalu dimulai dengan infeksi saluran kemih bagian bawah.
Nefritis tubulointerstisialis akut adalah gagal ginjal yang timbul secara tiba-tiba, yang disebabkan oleh kerusakan pada tubulus renalis dan jaringan di sekitarnya. Bisa juga disebabkan obat-obatan, dimana penderita mengalami alergi atau keracunan obat. Keracunan bisa terjadi akibat obat-obat tertentu, misalnya amfoterisin b dan aminoglikosida. Reaksi alergi bisa terjadi pada pemakaian penisilin, golongan sulfa, diuretik dan obat anti peradangan non-steroid (termasuk aspirin).
Gejalanya sangat bervariasi. Beberapa penderita mengalami gejala-gejala infeksi saluran kemih seperti :
- demam
- nyeri ketika berkemih
- nanah di dalam air kemih
- nyeri di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul.
Penderita lainnya menunjukkan sedikit gejala, tetapi pemeriksaan laboratorium menunjukkan tanda-tanda dari gagal ginjal.
Penderita biasanya mengeluh tentang rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit punggung, dan udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata (kelopak), mual dan muntah-muntah. Sulit buang air kecil dan air seni menjadi keruh.
Kalau punggung penderita nefritis disentuh sedikit saja, ia akan melompat kesakitan. Meskipun terinfeksi, ginjal lazim-nya bekerja terus. Apabila hanya satu ginjal saja yang terinfeksi, rasa sakitnya akan berada di satu sisi saja, meluas sampai ke pangkal paha. Rasa sakit itu timbul karena sel-sel sistem kekebalan tubuh menyerang dan membunuh bakteria, sambil menimbulkan pera-dangan dan demam, kadang- kadang sampai 40° C.
Kaum perempuan ternyata lebih berisiko terkena infeksi ginjal ketimbang laki-laki. Penyebabnya karena letak anatomis saluran air mereka. Para perempuan memiliki uretra yang amat pendek, yang membuat bakteri amat mudah masuk ke kandung kemih.




Diagnosa
Urinalisis (analisa air kemih) menunjukkan adanya sedikit protein, kadang ditemukan sel darah merah, nanah atau sel-sel tubulus renalis. Eosinofil (sejenis sel darah putih) jarang ditemukan dalam air kemih, tetapi jika terdapat eosinofil, maka hampir bisa dipastikan bahwa penyebabnya adalah reaksi alergi. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan biopsi ginjal. Pengobatan
Meskipun terbentuk jaringan parut, fungsi ginjal biasanya kembali normal setelah pemakaian obat penyebabnya dihentikan. Jika penyebabnya adalah reaksi alergi, maka pemberian kortikosteroid bisa mempercepat pemulihan fungsi ginjal.
Infeksi saluran kencing merupakan pintu menuju infeksi ginjal, sebab itu usahakan agar saluran kencing itu bersih, tidak terpapar bakteri, yang misalnya pada kaum perempuan, umumnya didapat dari kotoran yang keluar dari anus, yang masuk ke lubang saluran kencing. Bagi kaum lelaki yang sudah berusia di atas 50 tahun, usahakan memeriksakan prostat sekali setahun.

Pencegahan penyakit ginjal.
Secara umum, prinsip-prinsip pencegahan penyakit ginjal adalah sebagai berikut :
I. Pada orang dengan Ginjal Normal :
A. Pada Individu berisiko: yaitu ada keluarga yang
1. Berpenyakit ginjal turunan seperti: Batu Ginjal, Ginjal Polikistik, atau
2. Berpenyakit umum: Diabetes Mellitus, Hipertensi, Dislipidemia (Cholesterol tinggi), Obesitas, Gout. Pada kelompok ini ikuti pedoman yang khusus untuk menghindari penyakit tersebut di atas, sekali-sekali kontrol/periksa ke dokter/labratorium.
B. Individu yang tanpa risiko: Hidup sehat, Pahami tanda-tanda sakit ginjal: BAK terganggu / tidak normal, Nyeri pinggang, Bengkak mata / kaki, Infeksi di luar ginjal: leher/tenggorokan, Berobat/kontrol untuk menghindari: fase kronik /berkepanjangan.
II. Pada orang dengan Ginjal terganggu ringan /sedang: Hati-hati: obat rematik, antibiotika tertentu, Infeksi: obati segera, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.
III. Ginjal terganggu berat / terminal: Terapi Pengganti Ginjal (Renal Replacement Treatment).

* Disusun oleh : Misbahul Munir (Mahasiswa S2 Pasca Sarjana Kependidikan Unmul)




Daftar Pustaka :
1. Judul : Nefritis, Infeksi Ginjal Yang Timbul Tiba-tiba
Alamat : http://www.indosiar.com/v2003/pk/pk_read.htm?id=55
Penulis : Tim Dokter RS Mediros
2. Judul : Konsultasi Mencegah Gagal ginjal
Alamat : http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2005/0506/kes2.html
Penulis : Anonim/Sinar Harapan
3. Judul : Informasi Penyakit
Alamat : http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=60&idktg
=9&idobat=&UI
Penulis : medicastore.com
4. Judul : Buku pelajaran IPA-Biologi SMP
Alamat : Erlangga, 1991
Penulis : Drs. Slamet Prawiroharsono,

Penanaman budi pekerti melalui pembiasaan prilaku sehari-hari di sekolah

PENANAMAN BUDI PEKERTI MELALUI PEMBIASAAN PERILAKU SEHARI-HARI DI SEKOLAH

I. LATAR BELAKANG
Dalam realita kehidupan banyak dijumpai di lingkungan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan sudah terjadi pergeseran moral (perilaku) yang cenderung mengarah kepada tindakan kriminal, seperti penyalahgunaan obat terlarang, pergaulan bebas di kalangan remaja, kesiapan dan kemandirian mentalitas yang semakin tidak terkontrol. Melihat kenyataan seperti ini, mayarakat pada umumnya dan para orang tua khususnya mulai mempertanyakan sistem pendidikan kita, seolah-olah baik buruknya remaja terletak pada pendidikan formal, oleh karena itu tidak mengherankan kalau guru (sekolah) menjadi kambing hitam persoalan remaja, padahal pembentukan watak seseorang bukan hanya menjadi tanggung jawab para pendidik dilingkungan pendidikan formal / sekolah, tetapi tanggung jawab pendidikan watak yang pertama dan utama adalah orang tua.
Namun, kenyataan yang ada banyak anak atau remaja tidak merasakan suasana aman dan nyaman dilingkungan keluarganya, hal ini terjadi karena berbagai faktor yang sangat komplek, seperti kesibukan orang tua yang sama-sama bekerja, sehingga menyerahkan urusan anak kepada pembantu, kurangnya keteladanan orang tua yang dibutuhkan oleh anak-anaknya, seolah-olah orang tua hanya mempunyai tanggung jawab yang berhubungan dengan materi saja, padahal segudang permasalahan di rumah tangga perlu segera diatasi.
Sementara itu, pada dasarnya sekolah merupakan suatu wadah kerjasama antara orang tua dan guru untuk menghantarkan anak-anak atau remaja menuju kearah perubahan positif, baik yang berhubungan dengan kecerdasan integensi, kecerdasan emosi maupun kecerdasan spiritualnya. Disisi lain sekolah juga merupakan suatu wadah kebersamaan antara guru dengan murid, bertatap muka dan tempat terciptanya hubungan personal diantara keduanya yang sekaligus merupakan kekuatan pendidikan dan pengajaran.
Dengan melihat kondisi seperti ini, maka yang perlu ditingkatkan dalam pembentukan watak seorang anak / remaja adalah wujud kerjasama segitiga emas antara orang tua, guru dan sang murid itu sendiri yang sekaligus merupakan suatu bagian yang terintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya.

II. ARTI BUDI PEKERTI
Dilihat dari segi bahasa “Budi Pekerti” adalah akal pikiran, tabiat, tingkah laku, watak karakter. Sedangkan pengertian dalam bahasa Inggris, budi pekerti diterjemahkan sebagai “Moralitas”. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain : adat istiadat, sopan santun dan perilaku. Sungguhpun demikian pengertian budi pekerti yang paling hakiki adalah perilaku.
Sikap dan perilaku budi pekerti mengandung lima jangkauan sebagai berikut :
Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Allah
Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri
Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga
Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan negara
Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Dengan demikian, maka dapatlah ditarik sebuah pengertian bahwa budi pekerti itu adalah suatu sikap dan perilaku yang berhubungan dengan kelima jangkauan tersebut.
III. POKOK PERMASALAHAN.
Sekolah yang merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembentukan watak seorang anak / remaja, melihat beberapa celah sejauh mana peran serta sekolah dalam memberi kontribusi pembentukan watak seorang anak / remaja sebagai bekal kehidupannya
IV. DASAR TEORI
Sebagai dasar atau landasan pemaparan dalam pembentukan sikap dan perilaku ada beberapa bahan sebagai acuan pegangan sebagai berikut :
1. Artinya : Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak
kamu kerjakan. (Q.S. Ash Shaf ayat. 3)
2. Artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(Q.S. Al Ahzab ayat. 21)
3. Al Hadits
Artinya : Sesungguhnya aku di utus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlaq. (HR. Ahmad
dan Baihaqi)
4. Sifat wajib bagi Rasul
a. Siddiq artinya jujur / benar
b. Amanah artinya dapat dipercaya
c. Tabligh artinya menyampaikan
d. Fathonah artinya pandai
5. Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Repuplik Indonesia tahun
1945.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
V. PEMBAHASAN
Sesuai dengan pokok permasalahan yang diangkat dan berdasarkan dasar atau landasan teori diatas, maka sesungguhnya sekolah turut memberikan andil yang cukup besar dalam pembentukan watak anak / remaja, tentunya apabila sekolah “Guru” mengetahui betul posisinya sebagai seorang “Pendidik” , bukan hanya sekedar mengajar di depan kelas tetapi sekaligus sebagai sosok yang patut diteladani.
Seorang Pendidik, sebelum mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan, sudah barang tentu dia memiliki bekal yang cukup di bidang ilmu pengetahuannya maupun bekal ruhiyahnya, karena itulah sebagai modal dasar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ibarat sebuah komputer, bekal ilmu pengetahuan itu adalah perangkat kerasnya (hardware) sedangkan bekal ruhiyah adalah perangkat lunaknya (sofware), ilmu pengetahuan adalah disiplin ilmu yang akan disampaikan dan bisa dikembangkan atau dipelihara dengan cara memperbanyak belajar dan membaca sedangkan bekal ruriyah adalah berhubungan dengan kerjanya hati, seperti keikhlasan dalam memberi materi, kebersihan dan kesucian hati sehingga tumbuh kembang rasa tanggung jawab akan tugasnya hal ini hanya bisa dipelihara dengan memperbanyak shalat malam, dzikir kepada Allah dan membaca Al Qur’an (Q.S. Al Muzammil ayat. 1 – 4).
Selanjutnya, memang dalam dunia pendidikan secara zhahir, siapapun mampu menyampaikan materi pembelajaran, namun demikian sangat sedikit sekali yang mampu memberikan keteladanan, padahal keteladanan itu adalah kunci sukses dalam pembentukan watak anak / remaja, sehingga pantas kalau Allah sangat membenci orang yang bisa berkata-kata tetapi ia tidak melaksanakannya (Q.S. Ash Shaf ayat.3). Seorang pendidik sudah selayaknya mengamalkan empat sifat Rasul dalam kesehariannya, dia jujur dan selalu berkata benar, dia dapat dipercaya tidak pernah berkhianat, dia selalu bertutur kata menyampaikan pesan-pesan Allah dan Rasulnya, serta dia berusaha untuk mengembangkan diri, mengasah kecerdasannya untuk belajar dan belajar, sejalan dengan maksud dan tujuan Allah mengutus Muhammad Rasulullah menjadi suri teladan dan untuk menyempurnakan akhlaq umatnya. Keteladanan adalah pembelajaran pembentukan watak yang paling efektif kerena dia tidak perlu berkata-kata yang banyak, tetapi memberi contoh sebagai fakta aktual dalam kehidupan sebagaimana pribadi Rasulullah “Kaana Khuluquhuu Qur an” adalah akhlaqnya Rasulullah Al Quran. KH. A A Gym berkata untuk mengubah bangsa ini supaya bermartabat paling tidak harus mempunyai modal dasar 3M (Mulailah pada diri sendiri, Mulailah dari yang kecil, Mulailah saat ini), artinya seorang pendidik agar bisa memberikan kontribusi yang optimal dalam pembentukan watak anak / remaja tidak hanya dengan kata-kata, tetapi sebelum berbicara dia harus yakin dirinya telah mengamalkannya.
Disinilah peran serta sekolah yang mampu memberi kontribusi dalam pembentukan watak anak / remaja yaitu dengan cara memberi keteladanan dilingkungan sekolah bahkan memberi keteladanan dimanapun dan kapanpun dia berada. Ingat, dalam sebuah hadits disebutkan : Kelak dihari kiamat, ada sekelompok manusia ahli surga, mereka berdiri di depan pintu surga, kemudian Malaikat Ridwan mempersilahkannya agar segera masuk ke dalam surga, tetapi sekelompok manusia ini berkata kepada Malaikat Ridwan, Wahai Malaikat Allah, sungguh kami tidak berhak mendapat surga Allah ini, karena kami tidak mungkin bisa berdiri didepan pintu surga ini (menjadi anak yang shaleh) tanpa jasa dan bimbingan guru-guru kami, maka kemudian Malaikat Ridwan menyampaikan kepada Allah, dan Allah pun memasukkan kelompok guru lebih dahulu ke dalam surga kemudian kelompok murid dibelakangnya.
VI. KESIMPULAN
Sekolah adalah lembaga pendidikan terpercaya dalam mendidik dan mengantarkan anak / remaja menjadi orang yang berguna dan bermanfaat di masa depannya.
Sekolah harus menyambutnya dengan penuh tanggung jawab dan segera mengambil langkah-langkah kongkrit dalam mengemban kepercayaan masyarakat.
Unsur sekolah (guru) adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan, maka mereka harus memiliki bekal yang cukup di bidang ilmu pengetahuan dan bekal ruhiyahnya.
Dalam pembentukan watak anak / remaja, saat ini bukan hanya dengan kata-kata yang kita sampaikan tetapi perlu keteladanan dari para pelaku pendidikan.
Sungguh, guru disisi Allah adalah merupakan orang-orang mulia yang akan dimasukkan kedalam surga-Nya lebih dahulu dari pada murid-muridnya.
VII. PENUTUP
Demikian pemaparan Penanaman Budi Pekerti Melalui Pembiasaan Perilaku di Sekolah, semoga menjadi bahan masukan bagi pelaku pendidikan dan dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bontang, 13 Juli 2005
Misbahul Munir

Kamis, 04 Oktober 2007

TAZKIYATUN NAFS (PEMBERSIHAN JIWA)

Induk Sarana Tazkiyah antara lain :

1. Shalat
2. Zakat
3. Puasa
4. Haji
5. Tilawatil Qur an
6. Dzikir
7. Tafakkur
8. Mengingat Kematian
9. Muqarabah, Muhasabah, Mujahadah dan Mu’aqabah
10. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
11. Pelayanan dan Tawadhu
12. Mengetahui Pintu-pintu masuk syetan kedalam jiwa dan menutup jalan-jalannya
13. Berbagai penyakit hati dan kesehatannya.

1. S H A L A T
Mengapa Shalat itu menjadi sarana pertama dalam pembersihan jiwa (Tazkiyatun nafs) ?

1. Mendirikan shalat adalah ciri bagi orang yang beriman dan bertaqwa
2. Mendirikan shalat mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar
3. Mendirikan shalat bertujuan untuk mengingat Allah
4. Mendirikan shalat berarti menegakkan Agama Islam
5. Mendirikan shalat merupakan sarana komunikasi secara langsung dengan Allah SWT.
6. Mendirikan shalat mampu mengubah prilaku (menjadi insan yang berhati tenang)

Tentang Shalat sudah dijelaskan dalam Materi Shalat Khusyu’



2. Z A K A T

Zakat dan Infaq Fi sabilillah adalah merupakan sarana ke dua tazkiyatun nafs.
Zakat dan Infaq dapat memainkan perannya dalam tazkiyatun nafs apabila dalam penunaiannya diperhatikan adab Zhahir dan Batin.

Syarat-syarat Zhahir dan Batin dalam Penunaian Zakat.

Ada lima perkara yang harus diperhatikan oleh pembayar zakat :

1. Niat
2. Bersegera setelah mencapai haul
3. Tidak mengeluarkan pengganti dengan nilai tetapi harus mengeluarkan apa yang ditegaskan
dalam nash.
4. Tidak memindahkan zakat ke kampung lain
5. Membagikan hartanya kepada semua asnaf (golongan yang berhak menerimanya ; fakir,
miskin, amil, riqab, muallaf, gharim, fisabillah dan ibnu sabil : At Taubah : 60)

Rincian tentang adab batin dalam penunaian zakat.

Dalam penunaian zakat ada beberapa tugas yang harus diperhatikan antara lain :
1. Memahami kewajiban zakat, makna dan muatan ujian yang terdapat didalamnya.
Makna dan muatan yang terdapat dalam zakat adalah :
v Zakat sebagai salah satu muatan tegaknya bangunan Islam, setelah syahadat, shalat, maka
zakat sebagai pembuktian nilai syahadat dan aplikasi dari shalat.
v Membersihkan diri dari sifat kikir (Dan barang siapa dijaga dari kekikiran dirinya, mereka
itulah orang-orang yang beruntung ; Al Hasyr : 9)

Tiga Hal yang membinasakan : Kekikiran yang diikuti, hawa nafsu yang diperturutkan dan
kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri. (HR. Thabrani).
v Sebagai syukur nikmat
2. Berkenaan dengan waktu penunaian (menyegerakan menunaikannya)
3. Merahasiakan, karena hal ini lebih bisa menjaga dari sifat riya’ dan pamrih.


Shadaqah yang paling utama adalah jerih payah orang yang punya sedikit kepada orang
fakir , secara diam-diam ( HR. Ahmad, Ibnu Hibban, al Hakim dan Abu Daud)
4. Menampakkan, apabila dengan tujuan mendorong orang lain mengikutinya (Jika kamu
menampakkan shadaqah maka itu adalah baik sekali : Al Baqarah: 271).
5. Tidak merusak shadaqahnya dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (Dan janganlah
kamu membatalkan shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti : Al baqarah :
264)
6. Hendaknya menganggap kecil apa yang telah kita berikan, karena akan menimbulkan ujub.
(At Taubah : 25)
7. Memilih harta yang terbaik, yang paling dicintai dan paling halal. (Al Baqarah : 267)
8. Mencari agar zakat yang dikeluarkan diterima oleh orang yang memanfaatkan zakat dengan
baik dan benar, sifat-sifat khusus yang harus diperhatikan adalah :

v Mencari orang yang bertaqwa yang berpaling dari dunia dan konsentrasi diri untuk
perniagaan akhirat.
v Termasuk diantara ahli ilmu, karena hal ini akan menjadi penupang dari ilmunya.
v Hendaknya benar-banar orang yang bertaqwa dan mengamalkan tauhid
v Hendaknya termasuk orang orang yang menyembunyikan keperluannya; tidak banyak
mengeluh. (Al Baqarah : 273)
v Hendaknya orang yang terbelenggu oleh suatu penyakit atau hal lain sebagaimana dalam
surat Al Baqarah : 273)
v Hendaknya mendahulukan kerabat atau yang memiliki hubungan dekat.

3. P U A S A

Diantara syahwat besar yang bisa membuat manusia menyimpang adalah syahwat perut dan kemaluan. Sedangkan puasa merupakan pembiasaan terhadap jiwa untuk mengendalikan kedua syahwat. Puasa juga merupakan pembiasaan jiwa untuk bersabar serta sebagai sarana untuk mencapai derajat taqwa. ( Al Baqarah: 183). Taqwa adalah merupan tuntutan Allah kepada hambanya, Taqwa sama dengan tazkiyatun nafs (Asy syams : 7-10).

Rahasia Puasa dan Syarat-syarat batinnya.

Ketahuilah bahwa puasa ada tiga tingkatan :
1. Puasa orang Awam, puasa ini adalah menahan perut dan kemaluan dari memperturutkan
syahwat.
2. Puasa orang Khusus, puasa ini adalah disamping seperti puasa orang awam dia juga menahan
pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan semua anggota badan dari perbuatan dosa.
3. Puasa orang super khusus, puasa ini adalah puasa hati dari berbagai keinginan yang rendah
dan pikiran-pikiran yang tidak berharga dan juga menahan hati dari selain Allah secara total.
(puasanya para Rasul, shiddiqin dan muqarrabin)
Adapun puasa khusus adalah puasa orang-orang shaleh yaitu menahan anggota badan dari berbagai dosa. Sedangkan kesempurnaannya adalah dengan enam perkara :
1. Menundukkan pandangan dan menahannya dari berkeliaran memendang ke setiap hal yang
dibenci dan dicela dari semua hal yang menyibukkan hati dan melalaikan dari mengingat
Allah.
2. Menjaga lisan dari bualan, dusta, ghibah, menggunjing, kekejian, perkataan kasar,
pertengkaran dan perdebatan , mengendalikan dengan diam, menyibukkan lidah dengan
dzikrullah dan tilawatil qur an.
3. Menahan pendengaran dari mendengarkan setiap hal yang dibenci, karena setiap yang
diharamkan perkataannya diharamkan pula mendengarkannya.
4. Menahan berbagai anggota badan lain dari berbagai dosa.
5. Tidak memperbanyak makan sampai penuh perutnya pada saat berbuka.
6. Hendaknya setelah ifthar hatinya “tergantung dan terguncang” antara cemas dan harap,
apakah puasanya di terima atau tidak.

H A J I

Haji adalah pembiasaan jiwa untuk melakukan sejumlah nilai, seperti istislam, taslim, mengerahkan jerih payah dan harta di jalan Allah, ta’awun, ta’aruf serta melaksanakan syi’ar-syi’ar ubudiyah kepada Allah.
Agar haji memberi hasil secara utuh maka harus diperhatikan adab-adab dan amalan-amalan hati yang ada di dalamnya.

Rincian Adab dan Amal-amal Batin Ibadah Haji :
1. Rincian adab
a. Harta / finansialnya harus halal.
b. Memperbanyak infaq dan shadaqah.
c. Meninggalkan rafats, fusuq dan jidal (Al Baqarah : 197)
d. Lebih utama dilakukan dengan berjalan kaki.
e. Berpenampilan sederhana.
f. Hendaknya bertaqarrub dengan menyembelih binatang qurban.
g. Hendaknya merasa senang dan ridha dalam mengeluarkan semua biaya baik nafkah
maupun pembelian hewan qurban.
2. Amal-amal Batin, mengikhlaskan niat, Mengambil pelajaran dari berbagai tempat mulia dan
cara merenungkan berbagai rahasia dan nilai-nilai haji dari awal hingga akhir.
3.