Kamis, 04 Oktober 2007

TAZKIYATUN NAFS (PEMBERSIHAN JIWA)

Induk Sarana Tazkiyah antara lain :

1. Shalat
2. Zakat
3. Puasa
4. Haji
5. Tilawatil Qur an
6. Dzikir
7. Tafakkur
8. Mengingat Kematian
9. Muqarabah, Muhasabah, Mujahadah dan Mu’aqabah
10. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
11. Pelayanan dan Tawadhu
12. Mengetahui Pintu-pintu masuk syetan kedalam jiwa dan menutup jalan-jalannya
13. Berbagai penyakit hati dan kesehatannya.

1. S H A L A T
Mengapa Shalat itu menjadi sarana pertama dalam pembersihan jiwa (Tazkiyatun nafs) ?

1. Mendirikan shalat adalah ciri bagi orang yang beriman dan bertaqwa
2. Mendirikan shalat mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar
3. Mendirikan shalat bertujuan untuk mengingat Allah
4. Mendirikan shalat berarti menegakkan Agama Islam
5. Mendirikan shalat merupakan sarana komunikasi secara langsung dengan Allah SWT.
6. Mendirikan shalat mampu mengubah prilaku (menjadi insan yang berhati tenang)

Tentang Shalat sudah dijelaskan dalam Materi Shalat Khusyu’



2. Z A K A T

Zakat dan Infaq Fi sabilillah adalah merupakan sarana ke dua tazkiyatun nafs.
Zakat dan Infaq dapat memainkan perannya dalam tazkiyatun nafs apabila dalam penunaiannya diperhatikan adab Zhahir dan Batin.

Syarat-syarat Zhahir dan Batin dalam Penunaian Zakat.

Ada lima perkara yang harus diperhatikan oleh pembayar zakat :

1. Niat
2. Bersegera setelah mencapai haul
3. Tidak mengeluarkan pengganti dengan nilai tetapi harus mengeluarkan apa yang ditegaskan
dalam nash.
4. Tidak memindahkan zakat ke kampung lain
5. Membagikan hartanya kepada semua asnaf (golongan yang berhak menerimanya ; fakir,
miskin, amil, riqab, muallaf, gharim, fisabillah dan ibnu sabil : At Taubah : 60)

Rincian tentang adab batin dalam penunaian zakat.

Dalam penunaian zakat ada beberapa tugas yang harus diperhatikan antara lain :
1. Memahami kewajiban zakat, makna dan muatan ujian yang terdapat didalamnya.
Makna dan muatan yang terdapat dalam zakat adalah :
v Zakat sebagai salah satu muatan tegaknya bangunan Islam, setelah syahadat, shalat, maka
zakat sebagai pembuktian nilai syahadat dan aplikasi dari shalat.
v Membersihkan diri dari sifat kikir (Dan barang siapa dijaga dari kekikiran dirinya, mereka
itulah orang-orang yang beruntung ; Al Hasyr : 9)

Tiga Hal yang membinasakan : Kekikiran yang diikuti, hawa nafsu yang diperturutkan dan
kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri. (HR. Thabrani).
v Sebagai syukur nikmat
2. Berkenaan dengan waktu penunaian (menyegerakan menunaikannya)
3. Merahasiakan, karena hal ini lebih bisa menjaga dari sifat riya’ dan pamrih.


Shadaqah yang paling utama adalah jerih payah orang yang punya sedikit kepada orang
fakir , secara diam-diam ( HR. Ahmad, Ibnu Hibban, al Hakim dan Abu Daud)
4. Menampakkan, apabila dengan tujuan mendorong orang lain mengikutinya (Jika kamu
menampakkan shadaqah maka itu adalah baik sekali : Al Baqarah: 271).
5. Tidak merusak shadaqahnya dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (Dan janganlah
kamu membatalkan shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti : Al baqarah :
264)
6. Hendaknya menganggap kecil apa yang telah kita berikan, karena akan menimbulkan ujub.
(At Taubah : 25)
7. Memilih harta yang terbaik, yang paling dicintai dan paling halal. (Al Baqarah : 267)
8. Mencari agar zakat yang dikeluarkan diterima oleh orang yang memanfaatkan zakat dengan
baik dan benar, sifat-sifat khusus yang harus diperhatikan adalah :

v Mencari orang yang bertaqwa yang berpaling dari dunia dan konsentrasi diri untuk
perniagaan akhirat.
v Termasuk diantara ahli ilmu, karena hal ini akan menjadi penupang dari ilmunya.
v Hendaknya benar-banar orang yang bertaqwa dan mengamalkan tauhid
v Hendaknya termasuk orang orang yang menyembunyikan keperluannya; tidak banyak
mengeluh. (Al Baqarah : 273)
v Hendaknya orang yang terbelenggu oleh suatu penyakit atau hal lain sebagaimana dalam
surat Al Baqarah : 273)
v Hendaknya mendahulukan kerabat atau yang memiliki hubungan dekat.

3. P U A S A

Diantara syahwat besar yang bisa membuat manusia menyimpang adalah syahwat perut dan kemaluan. Sedangkan puasa merupakan pembiasaan terhadap jiwa untuk mengendalikan kedua syahwat. Puasa juga merupakan pembiasaan jiwa untuk bersabar serta sebagai sarana untuk mencapai derajat taqwa. ( Al Baqarah: 183). Taqwa adalah merupan tuntutan Allah kepada hambanya, Taqwa sama dengan tazkiyatun nafs (Asy syams : 7-10).

Rahasia Puasa dan Syarat-syarat batinnya.

Ketahuilah bahwa puasa ada tiga tingkatan :
1. Puasa orang Awam, puasa ini adalah menahan perut dan kemaluan dari memperturutkan
syahwat.
2. Puasa orang Khusus, puasa ini adalah disamping seperti puasa orang awam dia juga menahan
pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan semua anggota badan dari perbuatan dosa.
3. Puasa orang super khusus, puasa ini adalah puasa hati dari berbagai keinginan yang rendah
dan pikiran-pikiran yang tidak berharga dan juga menahan hati dari selain Allah secara total.
(puasanya para Rasul, shiddiqin dan muqarrabin)
Adapun puasa khusus adalah puasa orang-orang shaleh yaitu menahan anggota badan dari berbagai dosa. Sedangkan kesempurnaannya adalah dengan enam perkara :
1. Menundukkan pandangan dan menahannya dari berkeliaran memendang ke setiap hal yang
dibenci dan dicela dari semua hal yang menyibukkan hati dan melalaikan dari mengingat
Allah.
2. Menjaga lisan dari bualan, dusta, ghibah, menggunjing, kekejian, perkataan kasar,
pertengkaran dan perdebatan , mengendalikan dengan diam, menyibukkan lidah dengan
dzikrullah dan tilawatil qur an.
3. Menahan pendengaran dari mendengarkan setiap hal yang dibenci, karena setiap yang
diharamkan perkataannya diharamkan pula mendengarkannya.
4. Menahan berbagai anggota badan lain dari berbagai dosa.
5. Tidak memperbanyak makan sampai penuh perutnya pada saat berbuka.
6. Hendaknya setelah ifthar hatinya “tergantung dan terguncang” antara cemas dan harap,
apakah puasanya di terima atau tidak.

H A J I

Haji adalah pembiasaan jiwa untuk melakukan sejumlah nilai, seperti istislam, taslim, mengerahkan jerih payah dan harta di jalan Allah, ta’awun, ta’aruf serta melaksanakan syi’ar-syi’ar ubudiyah kepada Allah.
Agar haji memberi hasil secara utuh maka harus diperhatikan adab-adab dan amalan-amalan hati yang ada di dalamnya.

Rincian Adab dan Amal-amal Batin Ibadah Haji :
1. Rincian adab
a. Harta / finansialnya harus halal.
b. Memperbanyak infaq dan shadaqah.
c. Meninggalkan rafats, fusuq dan jidal (Al Baqarah : 197)
d. Lebih utama dilakukan dengan berjalan kaki.
e. Berpenampilan sederhana.
f. Hendaknya bertaqarrub dengan menyembelih binatang qurban.
g. Hendaknya merasa senang dan ridha dalam mengeluarkan semua biaya baik nafkah
maupun pembelian hewan qurban.
2. Amal-amal Batin, mengikhlaskan niat, Mengambil pelajaran dari berbagai tempat mulia dan
cara merenungkan berbagai rahasia dan nilai-nilai haji dari awal hingga akhir.
3.

Tidak ada komentar: